Manajemen perubahan
merupakan suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana
dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang
akan terkena dampak dari perubahan tersebut.
Setiap organisasi akan
menghadapi kebutuhan untuk melakukan perubahan secara cepat dan dramatis agar
dapat bertahan dalam lingkungan yang selalu berubah.
Terkadang
perubahan-perubahan terjadi karena dibawa oleh kekuatan dari luar organisasi.
Perubahan organisasi
(organizational change) adalah pengadopsian nilai atau perilaku yang baru oleh
sebuah organisasi.
Organisasi-organisasi
perlu untuk terus menerus beradaptasi
pada situasi baru jika ingin bertahan dan berhasil. Satu dari elemen perubahan
yang paling dramatis adalah perpindahan pada lingkungan kerja yang digerakkan
oleh teknologi, di mana ide-ide, informasi dan hubungan menjadi sangat penting.
Banyak perubahan didorong oleh keunggulan-keunggulan dalam teknologi informasi
dan internet. Tren-tren baru seperti e-business, perencanaan sumber daya
perusahaan, dan manajemen pengetahuan membutuhkan perubahan mendalam dalam organisasi. Perpindahan-perpindahan
ini sering kali dihubungkan dengan perkembangan dari organisasi pembelajar
(learning organizational), yang merupakan perlambang dari pembelajaran dan
perubahan organisasional secara terus menerus.
Organisasi yang sedang
belajar secara simultan merangkul dua jenis perubahan yang terencana: perubahan
pertambahan nilai (incremental change), yang merujuk pada usaha-usaha
organisasional untuk secara bertahap meningkatkan proses operasional dan proses
kerja pada bagian yang berbeda dalam perusahaan, dan perubahan transformasional
(transformational change), yang melibatkan pendesainan ulang dan pembaruan dan seluruh organisasi.
Pembahasan dan pemahaman perkembangan
teori-teori manajemen sangat diperlukan guna memberikan landasan dalam
pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya.
Setiap pandangan
dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan
yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang
terus mengalami perubahan.
Respon yang dapat dibuat oleh sebuah
organisasi adalah untuk mencari atau menciptakan sebuah perubahan untuk
dipakai.
Tiga pandangan utama tentang manajemen dapat
dikelompokkan berdasarkan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
Ø Pendekatan
klasik (the classical approaches), yang dikenal sebagai aliran manajemen ilmiah
(scientific management) dan teori organisasi klasik/prinsip-prinsip
administrative (administrative principles) serta organisasi birokrasi
(bureaucratic organization) yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan
prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi manajemen.
Ø Pendekatan
sumber daya manusia (the human resources approaches), yang dikenal juga sebagai
aliran perilaku, yaitu pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan
manusia,kerja kelompok serta peranan faktor-faktor sosial di tempat kerja.
Ø Pendekatan
kauntitatif atau pendekatan ilmu manajemen (the quantitative or management science
approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan menggunakan
teknik-teknik matematis dalam memecahkan masalah manajemen dalam sebuah
organisasi.
Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu
mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya, analisis jalur krisis
(Critical Path Analysis) dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih
efesien, model kuantitas pesanan ekonomi (economic order quantity
model) membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum, dan lain-lain.
Pendekatan Management Science Aliran
kuantitatif (management science) Merupakan ilmu manajemen yang berdasarkan
teknik-teknik matematis untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan,
biasanya digunakan dalam kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran
khas, scheduling produksi, pengembangan strategi
produk, perencanaan program pengembangan
sumber daya manusia dan
sebagainya.
Ø Pendekatan
modern (modern approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan
pandangan sistem dan pemikiran kontingensi berdasarkan komitmen terhadap mutu
dan kinerja yang tinggi.
Pendekatan
Manajemen Modern
Berkembangnya
pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu teoriyang
dapat diterapkan secara universal dalam segala situasi. Perkembangan teori
manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan organisasi
yang berubah secara dinamis. Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi
perbedaan-perbedaan tersebut melalui strategi manajerial memberi kesempatan
terhadap perkembangan sejumlah bakat dan kemampuan anggota-anggota organisai.
Landasan utama pendekatan ini adalah manajemen sebagai sistem dan manajemen
dengan pendekatan kontingensi.
Ø Pendekatan
Sistem (System Approaches)Pendekatan sistem dalam manajemen artinya memandang
organisasi sebagai suatu satu kesatuan yang menyeluruh yang terdiri dari
bagian-bagian yang saling berhubungan dan sebagai bagian dari lingkungan
eksternal yang lebih luas. Pada dasarnya sistem merupakan sub sistem-sub sistem
yang saling berhubungan dan saling bergantung. Manajemen memandang sistem sebagai sistem tertutup dan sistem terbuka. Manajemen sistem tertutup
memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal (kesatuan perintah,
rentang kendali, wewenang dan delegasi) sedangkan sistem terbuka
mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak
menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang
mengarahkan ke pencapaian tujuan.
Ø Pendekatan
Kontingensi (Contingency Approaches)Pendekatan ini memandang bahwa tugas
manajer adalah mengidentifikasikan teknik di manapada situasi tertentu, di
bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan
kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang
berbeda,karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat
diterapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variable-variabel
lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan
aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula.
Pendekatan
Manajemen Klasik
Aliran klasik, terdiri dari :
a) Manajemen Ilmiah, tokoh
utama aliran ini adalah Frederick Winslow Taylor yang menulis buku Scientific Management.
Taylor memberikan prinsip-prinsip dasar
penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen dan mengembangkan teknik-teknik
untuk mencapai efisiensi.
Teori Manajemen - Manajemen Ilmiah (Frederick
Winslow Taylor)
Manajemen
ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, pertama kali dipopulerkan
oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of
Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor
mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk
menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa
penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai
tahun lahirya teori manajemen modern. Ide tentang penggunaan metode ilmiah
muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja di
perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka menggunakan berbagai
macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama-sama nyaris tak ada standar
kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang
pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah
sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha
keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk
menemukan sebuah "teknik paling baik" dalam menyelesaikan tiap-tiap
pekerjaan. Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang
jelas tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:
Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan
menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan. Secara ilmiah, pilihlah
dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut.Bekerja
samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah
dikembangkan tadi. Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata
antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan
yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.Pedoman ini mengubah
drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja memilih
sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan
manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga
disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja,
terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan.
Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan
tugas tersebut. Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan
suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keduanya tertarik dengan ide Taylor
setelah mendengarkan ceramahnya pada sebuah
pertemuan profesional.
Empat
prinsip dasar manajemen ilmiah, yaitu :
1. Pengembangan metode-metode ilmiah dalam
manajemen, agar metode yang paling baik untuk
pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
2. Seleksi ilmiah untuk karyawan, agar setiap
karyawan dapat diberikan tanggung jawab atas suatu tugas sesuai dengan
kemampuannya.
3. Pendidikan dan pengembangan ilmiah
karyawan
4. Kerjasama yang baik antara manajemen dan
karyawan
Teknik pencapaian efisiensi yang dikembangkan
untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut adalah studi gerak dan waktu,
pengawasan fungsional, sistem upah perpotongan differensial,kartu instruksi,
pembelian dengan spesifikasi dan standardisasi pekerjaan, peralatan, dantenaga
kerja.
b)
Prinsip-Prinsip Administratif, tokoh utama aliran ini adalah Henry
Fayol, indsutrialis Perancis yang menulis buku ‘Administration Industriele
et Generale’, mengemukakan 5 unsur manajemen POACC (fungsionalisme Fayol).
Fayol membagi operasi perusahaan menjadi enam
kegiatan yang saling bergantung yaitu :
1. Teknik, produksi dan manufacturing produk.
2. Komersial, pembelian bahan baku dan
penjualan produk
3. Keuangan, perolehan dan penggunaan modal
4. Keamanan, melindungi para karyawan dan
kekayaan perusahaan
5. Akuntansi, pelaporan dan pencatatan
keuangan
6. Manajerial, penerapan fungsi POACC
Empat belas prinsip manajemen Fayol yaitu :
·
Pembagian kerja, spesialisasi meningkatkan
efisiensi pelaksanaan kerja
·
Wewenang, hak untuk memberi perintah dan
untuk dipatuhi
·
Disiplin, respek, dan ketaatan pada peranan
dan tujuan organisasi
·
Kesatuan perintah, setiap karyawan hanya menerima
intruksi tentang kegiatan tertentu dariseorang atasan.
·
Kesatuan pengarahan, operasi-operasi
organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang manajer
dengan penggunaan satu rencana.
·
Meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan
umum.
·
Balas jasa, kompensasi untuk pekerjaan yang
dilaksanakan harus adil bagi karyawan dan pemilik.
·
Sentralisasi, ada keseimbangan yang tepat
antara sentralisasi (pengambilan keputusan terpusat) dan desentralisasi
(memberikan peranan dalam pembuatan keputusan kepada karyawan.
·
Rantai scalar, garis perintah dan wewenang
yang jelas.
·
Order, kebutuhan sumber daya harus ada pada
waktu dan tempat yang tepat.
·
Keadilan, harus ada persamaan perlakuan dalam
organisasi.
·
Kestabilan staff, tingkat perputaran karyawan
yang tinggi tidak baik untuk perkembanganperusahaan.
·
Inisiatif, adanya kebebasan karyawan menjalankan
pekerjaan sesuai rencana pertama.
·
Semangat korps, kesatuan adalah kekuatan,
menekankan mendorong komunikasi lisan bila memungkinkan. Marry Parker Follet
memberikan pandangan terhadap prinsip-prinsip administratif dalam bukunya ‘Dynamic
Administration: The Collected Papers of Mary Parker Follet´ sebagai berikut :
-
Tugas manajer adalah membantu karyawan untuk saling bekerja sama mencapai kepentingan-kepentingan
yang terintegrasi.
-Rasa
memiliki terhadap perusahaan menciptakan rasa tanggung jawab kolektif.
Permasalahan dalam bisnis melibatkan banyak factor yang harus dipertimbangkan berkaitan dengan hubungan antar faktor pemberian
pelayanan dan keuntungan perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan
masyarakat.
c)
Teori Organisasi Birokrasi, yang dikemukakan Max Waber menyatakan
tentang konsep birokrasi yaitu : sebuah bentuk organisasi yang ideal dengan
tujuan yang rasional serta sangat efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip
yang masuk akal, teratur serta wewenang formal.
Beberapa karakteristik konsep birokrasi
Weber, yaitu pembagian tugas yang jelas, pekerjaan ditentukan secara jelas
menjadikan karyawan lebih terampil terhadap pekerjaan itu. Hierarki wewenang
yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas, setiap
posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi. Aturan dan prosedur
formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan dibuat
secara formal. Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh,
tidak ada yang mendapat perlakuan khusus. Jenjang karier didasarkan atas
kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan kemampuan dan kinerja,
manajer harus karyawan yang profesional.
0 komentar:
Posting Komentar