Terdapati sudah
gundahku
Mendiami bilik di balik tirai kesedihan
Meski jelasnya wartamu sudah
Menjauh bersama bahagaimu
Mendiami bilik di balik tirai kesedihan
Meski jelasnya wartamu sudah
Menjauh bersama bahagaimu
Rasapun enggan
membuka jendela
Meski tahuku masih berdiam diri
Menanti detik-detik perpisahan
Dari kesekian kali waktunya
Melihat
Menghayati
Mengagumi
Dari kediamannya hati
Meski tahuku masih berdiam diri
Menanti detik-detik perpisahan
Dari kesekian kali waktunya
Melihat
Menghayati
Mengagumi
Dari kediamannya hati
Mungkin bukan
sewajarnya
Namun hendak berkata apa
Mungkin bukan setaranya
Namun hendak hati berbuat apa
Tiba
Pergi
Bagaikan desiran angin di lautan
Namun hendak berkata apa
Mungkin bukan setaranya
Namun hendak hati berbuat apa
Tiba
Pergi
Bagaikan desiran angin di lautan
Bukan kuasaku iringi
langkahmu
Namun kupasrahkan semua pada
Semunya..
Nyatanya..
Bahkan dari dalam mimpinya sendiri
Namun kupasrahkan semua pada
Semunya..
Nyatanya..
Bahkan dari dalam mimpinya sendiri
Bukan tak kurasakan
pedihnya
Namun mencoba untuk merelakan
Bukan tak kusesali mengenalmu
Namun mencoba untuk mengenangmu
Meski sesaat hadirmu torehkan lara
Namun mencoba untuk merelakan
Bukan tak kusesali mengenalmu
Namun mencoba untuk mengenangmu
Meski sesaat hadirmu torehkan lara
Salamku, Salam
Terakhir Untukmu
Yang takkan pernah mampu ter
utarakan
Dari bibir ke bibi
Karenaku tahu takkan mungkin mampu
Lafazku menuturkan
Yang takkan pernah mampu ter
utarakan
Dari bibir ke bibi
Karenaku tahu takkan mungkin mampu
Lafazku menuturkan
Biarlah airmata yang
akan
mengutarakan
Bahagainya hati pernah mengenalmu
Biarlah kesunyian yang akan menemani
Bersenandung mendayu sendu
mengutarakan
Bahagainya hati pernah mengenalmu
Biarlah kesunyian yang akan menemani
Bersenandung mendayu sendu
Salamku,Salam
Terakhir Untukmu
Semoga bahagai hingga akhir nanti
Semoga bahagai hingga akhir nanti