Manfaat coding adalah untuk merinci, menyusun
konsep (conceptualized) dan membahas kembali semuanya itu dengan cara
baru. Ini merupakan cara yang terkendali dimana teori dibangun dari data.
Konseptualisasi atau membangun konsep atau teori berdasarkan data ini merupakan
hal yang sangat khusus dari proses coding dalam mengembangkan suatu grounded
theory. Hal ini juga membuat berbeda dari analisis-analisis lain seperti
yang telah dikemukakan dalam bab pendahuluan. Perbedaan tersebut merupakan
upaya memperluas cara yang memungkinkan peneliti mendapatkan beberapa tema atau
mengembangkan deskripsi kerangka teoritis yang terkait dengan konsep-konsep.
Menurut Strauss dan Corbin (1990: 57) prosedur
analisis dalam grounded theory dirancang sebagai berikut:
1)
Membangun teori lebih dari sekedar menguji pada teori
(“Build rather than only tes theory”).
2)
Memberikan proses penelitian suatu kepastian/keketatan
yang diperlukan untuk membuat teori menjadi ilmu pengetahuan “yang baik” (“Give
the research process the rigor necessary to make the theory “good” science”).
3)
Membantu penganalisaan yang bebas dari bias-bias dan
asumsi-asumsi yang terbawa, dan yang dapat berkembang selama proses penelitian
berlangsung (“Help the analysist to break through the biases and assumptions
brought to, and that can develop during the research process”).
4)
Memberikan dasar atau alas (grounding),
membangun keterpaduan, dan mengembangkan kepekaan dan integrasi yang dibutuhkan
untuk menghasilkan teori yang kaya, tersusun secara ketat (tightly woven),
eksploratoris yang lebih mendekati kenyataan/realitas yang ada (“Provide the
grounding, build the density, and develop the sensitivity and integration
needed to generate a rich, tightly woven, explanatory theory that closely
approximates the reality it represents”).
Menurut Strauss dan Corbin terdapat 3 (tiga)
macam/jenis proses analisis data (coding) yaitu Open Coding, Axial
Coding, dan Selective Coding. Agar teori yang dibangun berdasarkan
data itu tidak salah, ketiga macam coding tersebut harus dilakukan
secara simultan dalam penelitian.
1)
Open Coding: adalah proses merinci, menguji,
membandingkan, konseptualisasi, dan melakukan kategorisasi data (The process
of breaking down, examining, comparing, conceptualizing, and categorizing data).
2)
Axial Coding: adalah suatu perangkat prosedur
dimana data dikumpulkan kembali bersama dengan cara baru setelah open coding,
dengan membuat kaitan antara kategori-kategori. Ini dilakukan dengan
memanfaatkan landasan berpikir (paradigma) coding yang meliputi
kondisi-kondisi, konteks-konteks, aksi strategi-strategi interaksi dan
konsekuensi-konsekuensi. (Axial Coding: A set of procedures where by data
are put back together in new ways after open coding, by making connections
between categories. This is done by utilizing a coding paradigm involving
conditions, context, action/interactional strategies and
consequenses-consequenses).
3)
Selective Coding: adalah proses seleksi kategori
inti, menghubungkan secara sistematis ke kategori-kategori lain, melakukan
validasi hubungan-hubungan tersebut, dan dimasukkan ke dalam kategori-kategori
yang diperlukan lebih lanjut untuk perbaikan dan pengembangan. (Selective
Coding: The process of selecting the core category, systematically relating it
to other categories, validating those relationships, and filling in categories
that need futher refinement and development).